Pada hari Rabu tepatnya tanggal 3 Agustus 1978 serombongan warga yang berasal dari Daerah Bali tiba di wilayah pesisir yang masih hutan belantara dengan menumpang KM Kenanga yang membawa 100 kk dengan jumlah jiwa 464 orang, kemudian menyusui serombongan lagi, tepatnya hari Kamis tanggal 11 Agustus 1978 dengan menumpang KM Kurnia dengan jumlah 50 kk, jumlah jiwa 250 orang yang berasal dari Jawa Barat, dengan jumlah keseluruhan calon Penduduk Desa Pandanwangi 150 kk dengan jumlah jiwa 714 orang dari Jawa dan Bali.
Pada awalnya Desa Pandanwangi termasuk kawasan binaan Transmigrasi Unit XIII Kecamatan Batui Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah dan dibina oleh Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi (KUPT):
1. Bapak Sukiran, B.Sc
2. Bapak Watudea Tagunu
Konon sejarah nama "Desa Pandanwangi " berasal dari seorang perantauan yang lebih dahulu datang dari pada warga transmigrasi, orang tersebut bernama BACO yang berasal dari suku Bugis, dengan kondisi tanah yang berupa dataran rendah dan ditumbuhi pohon pohon Pandan yang daunnya berduri dan bunganya berbau wangi yang luasnya kurang lebih 200 Ha. Saat itulah terlintas pemikiran dari tokoh tersebut diberi nama desa Pandanwangi. Pandan yang artinya Tumbuhan yang daunnya berduri", wangi adalah "Bunga yang berbau wangi". Jadi Pandanwangi adalah tumbuhan yang daunnya berduri dan Bunganya berbau wangi.
Hari demi Hari Tahun demi Tahun, aktivitas warga mulai normal dengan mata pencaharian petani dan nelayan mulai menghasilkan dan Pemerintahan Desa pun bisa diwujudkan dengan cara demokrasi atas binaan Departemen Transmigrasi, sehingga sampai saat ini telah mengalami enam kali pergantian kepemimpinan Desa Pandanwangi masing-masing adalah:
1. Bapak Abdul Kahar (1982-1990)
2. Bapak Made Janakaya (1990-1998)
3. Bapak Basuki Rahmat (1998-2008)
4. Bapak Kadek Sudiarta (2008-2013)
5. Bapak Komang Wawan Suwastika (2013-2019)
6. Bapak Kadek Suardika, S.Pd (2021 Sampai Dengan Sekarang)
Kirim Komentar